PEMBUATAN BIOETHANOL FERMENTASI BUAH APEL


PEMBUATAN BIOETHANOL FERMENTASI BUAH APEL

BAB I
PENDAHULUAN

I.                   Latar belakang
           Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti asam – asam organik, protein sel tunggal, antibiotika, dan biopolymer. Dalam industri fermentasi diperlukan substrat yang murah, mudah tersedia, dan efisien penggunaannya. Usaha selalu dilakukan untuk menemukan substrat baru yang lebih murah dan lebih baik, tetapi kadang – kadang timbul masalah baru dalam hal cara penyimpanan, kemudahan untuk disterilisasi atau komposisi yang berbeda.
            Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
    Sehingga yang melatarbelakangi pembuatan laporan ini yaitu untuk mengetahui bagaiamana cara pembuatan alkohol dari buah apel.

II.                Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah memperoleh ethanol dari fermentasi apel melalui proses destilasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Sejak beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional yang disebabkan menurunnya secara alamiah cadangan minyak serta pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya penggunaan transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan adanya bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui serta ramah lingkungan.. Penelitian untuk menurunkan biaya produksi bioetanol terus dilakukan agar dapat bersaing dengan energi dari fosil, meliputi penggunaan bahan baku murah, rekayasa genetik mikroorganisme untuk hidrolisis biomassa dan produksi etanol tinggi dan efisien dalam penggunaan substrat, dan teknologi fermentasi yang efisien. 
            Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti asam – asam organik, protein sel tunggal, antibiotika, dan biopolymer. Fermentasi merupakan proses yang relative murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk – produknya yang sudah biasa dikonsumsi manusia sampai sekarang, seperti tape, tempe, oncom, dan lain – lain.
  Fermentasi merupakan suatu reaksi yang biasanya terjadi pada senyawa organik zat gula. Senyawa tersebut akan diubah oleh reaksi reduksi dengan katalis enzim menjadi senyawa lain. Hal ini yang menyebabkan buah-buahan dapat diproses secara fermentasi, karena didalam buah-buahan terdapat senyawa organik berupa zat gula.
  Etanol atau etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat fisik dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah etanol yang dihasilkan dari fermentasi adalah mikroorganisme dan media yang digunakan, adanya komponen media yang dapat menghambat pertumbuhan serta kemampuan fermentasi mikroorganisme dan kondisi selama fermentasi

BAB III
METODE PENELITIAN

I.            Alat dan Bahan
a.       Bahan
- 3 buah apel
- 0,5 % urea
- 1 butir ragi
- Toples
- Plastik
- Karet

b.      Alat
- Alat destilasi rancangan
- Penangas air
- Beaker glass
- Termometer

II.            Langkah Kerja
a.       Fermentasi buah apel
1.      Mula-mula disiapkan sebuah apel yang sudah dikukus terlebih dahulu.
2.      Kemudian apel tersebut dihaluskan, ditaburi dengan 0,5% urea dari volume apel dan ditambah dengan ragi.
3.      Apel yang sudah diberi urea dan ragi disimpan didalam wadah tertutup dan didiamkan hingga proses fermentasi berlangsung.
4.      Proses fermentasi dilakukan kurang lebih 3-5 hari.

b.      Destilasi Fruitanol
1.      Apel yang sudah mengalami proses fermentasi disaring untuk diambil airnya.
2.      Air apel tersebut dimasukkan kedalam botol alat destilasi sederhana yang sudah dirancang.
3.      Kemudian dipanaskan hingga menghasilkan uap pada botol destilat.
4.      Destilat tersebut merupakan alkohol, dan apabila terlihat percikan api berwarna putih pada uji bakar maka proses destilasi telah berhasil.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN

I.         Hasil Pengamatan
a.       Fermentasi fruitanol
Bahan
Sesudah difermentasi selama 7 hari
Rasa
Aroma
Tekstur
Volume perasan apel
Apel
Manis,bercitarasa alkohol
Alkohol
Sangat kuat
Lembek
20 mL







b.      Destilasi fruitanol
Proses Destilasi
Volume perasan apel
Volume alkohol dihasilkan
20 mL
3 mL

II.      Pembahasan
a.       Fermentasi fruitanol
                        Pada praktikum ini buah apel yang sudah direbus dan dikupas di haluskan kemudian ditambah ragi dan urea. Penambahan ragi (Saccaromyces sereviciae) digunakan sebagai starter, Saccaromyces sereviciae digunakan karena mengandung enzim rerspirasi yang sangat kompleks. Saccaromyces sereviciae dapat hidup baik dalam kondisi lingkungan cukup oksigen maupun kurang oksigen. Dalam keadaan cukup oksigen, Saccaromyces sereviciae akan melakukan respirasi biasa akan tetapi, jika dalam keadaan lingkungan kurang oksigen Saccaromyces sereviciae akan melakukan fermentasi. Selanjutnya penambahan urea dimaksudkan untuk memenuhi nutrisi mikroorgsnisme saat proses fermentasi. Pada proses fermentasi, mikoroorganisme sangat memerlukan nutrisi yang baik agar dapat diperoleh hasil fermentasi baik. Nutrisi yang tepat untuk menyuplai mikroorganisme adalah nitrogen yang mana dapat diperolah dari penambahan. Hasil fermentasi akan menghasilkan gas hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya gelembung-gelembung udara pada botol yang berisi air, jika hal ini terjadi maka proses fermentasi sedang berlangsung. Dalam keadaan anaerob, asam pirufat yang dihasilkan oleh proses glikolisis akan diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjuntnya, asam asetat diubah menjadi alkohol. Proses perubahan asam asetat menjadi alkohol tersebut di ikuti pula dengan perubahan NADH menjadi NAD ­+. Dengan terbentuknya NAD +  peristiwa glikolisis dapat terjadi lagi. Proses fermentasi dilakukan selama2-5 hari. Setelah itu disaring dan diperoleh sari ape fermentasi sebanyak 20 mL

b.      Destilasi fruitanol
                        Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam botol destilasi. Panaskan dan suhunya dipertahankan antara 79 – 81oC. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator. Etanol yang dihasilkan pada proses destilasi ini sebanyak 3 mL.

0 komentar:

Posting Komentar